Oleh Syara Mukti pada 26 Maret 2010 pukul 18:13 ·
Kerinduan sangat untuk orang-orang yang ku sayangi,walau
mungkin komunikasi bisa mengurangi rasa nyeri,tapi ia tak mampu mengobati
bahkan mungkin hanya membuat rindu semakin menjadi-jadi,maka dari itu aku tak
berani memilih komunikasi sebagai penawar hati.
Semua terasa jauh,walau pun ada orang-orang di sisi tapi mengapa bibir ini terasa kaku untuk mengutarakan pa yang ada di dalam hati...?! Karena mungkin kata-kata pun tak mengerti pa yang bergejolak dalam diri...
Semua terasa jauh,walau pun ada orang-orang di sisi tapi mengapa bibir ini terasa kaku untuk mengutarakan pa yang ada di dalam hati...?! Karena mungkin kata-kata pun tak mengerti pa yang bergejolak dalam diri...
Wah..ini dia
ni kicauanku di saat rindu menggorogoti relung hatiku,apa hendak dikata, bila
dah datang virus malarindu nih tak ada seorang pun yang mengerti apa
mauku,bahkan temen-temen satu kos pun kelabakan binggung apa kiranya yang
terjadi?! Tapi aku sangat menikmati masa-masa ini terhitung sudah 9 tahun kawan
aku berada di perantaun,saat rindu handai taulan tak mampu ku bendung,rasa
sunyilah yang kian sering ku rasakan. Selalu mencari kekuatan dalam balutan
kesedihan dan kelemahan hingga tak perlulah aku berlama-lama hanyut dalam
kesunyian.
Ni dia lirik
do’a sang perantau seusai bernyanyikan “nyanyian di rantau orang” Ya
Rabb...satu pintaku ketika jiwa ini merasa sendiri jangan biarkan aku sendiri,jadikanlah
hamba seseorang yang tangguh, yang mampu melihat rintangan sebagai tantangan,melihat
harapan dalam ujian,dan peluang di sekeliling jebakan.
Sungguh tak da burung yang terlahir bisa terbang,terantuk & terjatuh adalah episode alam yang dialami untuk bisa terbang."keepfighting...InnaLLAHA ma'ana.."
Sungguh tak da burung yang terlahir bisa terbang,terantuk & terjatuh adalah episode alam yang dialami untuk bisa terbang."keepfighting...InnaLLAHA ma'ana.."
Written by :
Syara Mukti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar