Senin, 05 Agustus 2013

Yuk berbagi

Sekilas pandanganku tertuju pada seorang santri yg menangis ketika ayahnya datang ke pesantren untuk menjemput dan menghadiri undangan buka bersama. Bertepatan pula pesantren sedang mengadakan bazzar,baksos dll dengan tema semarak ramadhan.Ku beranikan diri untuk bertanya ke pada wali santri tersebut "pak ngapa anaknya nangis?"  seraya bapak tadi menjawab "ini ustad pakaiannya di rumah aku bawa untuk di sumbangkan ke acara bazzar". Wali santri memang dipinta pihak sekolah untuk menyumbangkan baju layak pakai.Aku menanggapi jawabannya "kalau masih di pake ngapa dibawa pak?!" ,habis ngk da yg lain ustad jawabnya polos. Aku hanya terdiam seribu bahasa mendengar jawabannya,wali santri tadi menuju anaknya yg masih menangis di teras masjid untuk menghiburnya. Sambil mengamati dari kejauhan aku mendengar bapak tadi berkata pada anaknya dengan bahasa jawa karena mereka memang bersuku jawa kira-kira begini bunyinya "engko tak tukokke neng wes due duet".Ajaib air mata itu berubah perlahan menjadi senyuman.Bapak tadi mengajarkan hal luar biasa pada anaknya yakni belajar tersenyum tulus ikhlas  ketika berbagi walau mereka dalam keadaan sempit.
Sungguh mereka yang tak menunggu kaya untuk berbagi kepada sesama karena yakin dengan bisyaroh Allah akan kebaikan,ganjaran pahala yang menjadi gantinya.


Senin, 29 Juli 2013

Tahu itu terasa ayam bakar bukan...?!


Masih soal makanan...! Siapa yang tak tahu makanan satu ini ?! “tahu” makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang kedelai yang ada di seluruh pasar tradisional di indonesia bahkan super market ternyata makanan ini pun telah go internasional sungguh fantastis bukan??!! Tetapi terkadang orang indonesia kurang menyadari betapa tenarnya si tahu ini, ia bak selebritis pasar dan idola para ibu –ibu rumah tangga yang memasak di rumah. Mama ku salah sata penggemarnya menu ini tidak pernah ketinggalan dalam tiap pekan pasti aku menemukannya . Mama dan hidangannya telah siap,dan kami pun menyerbu hidangan yang telah disiapkan di atas meja lalu dengan serentak aku dan saudara – saudaraku berkomentar “ yaah...tahu lagi, tahu lagi..” . Papa pun spontan menanggapi komentar  kami “ udah syukuri apa yang ada,kita harus bersahaja anak –anak !!! ambil piring masing – masing dan jangan lupa baca ( Allahumma barik lana fiima rozaqtana wa qina ‘azabannar ) mohon keberkahan pada Allah atas rizkinya untuk kita,niscaya tahu tadi akan akan berubah rasa bak ayam bakar karena bumbu qona’ah kita anak anak.

Itu MUBAZIR Sayang...!!!



 Keluarga ku adalah keluarga yang sangat bersahaja, apalagi dalam hal makanan tetapi dalam hal kebutuhan ku dan saudara -saudara ku papa dan mama selalu memilihkan barang dengan kualitas nomor satu, itu yang membuat keluarga ku kelihatan sangat unik di satu sisi kami dilatih untuk bersahaja dan di sisi lain papa mama melatih kami untuk bermental orang kaya. Siang itu mama menghidangkan lauk ikan asin di atas meja, tak lama kemudian kami dipanggil untuk makan siang bersama,aku dan saudara-saudaraku siap untuk makan dan mengambil lauk dari atas meja begitu juga papa dan mama,setengah jam kemudian satu  persatu dari anggota keluaraga ku menyelesaikan makan siang dan meninggalkan meja makan hanya aku yang masih belum selesai,tak lama kemudian aku pun selesai dan meletakkan piring di dapur,dan aku pun menyusul saudara-saudara ku yang lain untuk bermain bersama,waktu itu aku masih duduk di kelas 5 SD. Ketika asyik bermain aku, abang dan adikkku dikejutkan oleh suara papa yang menanyakan” siapa yang tidak menghabiskan ikan asin dan membuangnya.. ?”, abang dan adikku menuju kedapur sementara aku hanya berdiam diri di tempat aku bermain tadi dengan  ekspresi takut yang tak bisa aku sembunyikan, aku tak menyangka papa akan semarah itu karena aku tidak menghabiskan ikan asin itu, dikarenakan aku kurang  suka ikan asin,papa pun memanggilku dan berkata “itu mubazir sayang,papa dan mama tidak mengizinkan satu orang pun di rumah untuk membuang makanan walaupun sedikit, kalau emang ngak suka jangan di ambil,ambil lauk yang lain”. Papa memang marah tapi papa mau aku dan saudara-saudaraku menyadari seberapa banyak orang yang tak bisa makan jangankan ikan asin sebutir nasi pun susah di dapat,dari itu aku sadar papa ku membenci kemubaziran apa lagi Allah SWT, selanjutnya aku berusaha menikmati tiap suap nasiku dengan rasa syukur  hingga tak pernah lagi ku ingin mengulangnya.

DEMI MASA versi Papa



Demi masa kata – kata itulah yang selalu ku dengar dikala papa mama melihat aku ataupun saudara-saudara ku sedang malas-malasan.” Betapa berharganya waktu” kata beliau, kata ini mungkin sepele bagi kita yang sudah biasa mendengar potongan ayat dari surat al-‘ashr,yang mana Allah SWT bersumpah atas nama waktu,tapi sungguh sangat sulit mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Papa ku memang bukan seseorang yang berbasic agama tapi inilah yang membuatku semakin kagum kepadanya pengamalan beliau akan ayat Allah SWT, meski hanya satu ayat yang beliau tahu bukan beratus-ratus apalagi beribu-ribu. Seseorang yang paling menghargai waktu: pagi,siang,sore,dan malamnya tak pernah terbuang sia-sia . Pada suatu malam beliau pernah bertanya kepada ku “ tau ngak berapa harga waktu?” pertanyaan simpel tapi cukup membuatku bingung menjawabnya , beliau bilang harga waktu sama dengan harga pulsa saat nelpon satu menit ke yaman” aku terdiam, sambil berpikir akan makna yang tersirat dari yang papa maksud,sejenak aku tersenyum menandakan kalau aku mengerti apa yang beliau maksud. Ternyata papa menggambarkan harga waktu sangat mahal  di kala beliau sangat ingin bicara lama dengan abangku yang kebetulan sedang melanjutkan studi nya di negara Yaman,semenit itu begitu sebentar berlalu dan dengan cepatnya  membuat hp berbunyi tut...tut...tut...,menandakan panggilan tak bisa dilanjutkan. Papa selalu memberi contoh bagaimana membuat hari-hari lebih produktif,waktu itu jam menunjukkan pukul 08.00 wib, “ Alhamdulillah pagi ini papa udah selesai ini,sudah mengkelarkan itu ,dan sebentar lagi menyelesaikan yang ini”,dengan kata ini beliau mengajari kami anak-anaknya untuk bisa menghargai waktu,dan bertanya pada diri kami masing-masing pagi ini dah ngapain aja..?

Papa Mama SUPER

Bagi ku dua sosok itu adalah manusia super yang pernah ku tahu papa yang melebihi hebatnya tokoh superman dan mama yang mengalahi aksinya wonder woman,itulah gambaran sosok orang tua ku di benak ku,sungguh luar biasa supernya. Mungkin  bagi orang lain perumpaan ini terlalu berlebihan sedangkan sebenarnya aku sendiri bingung dengan apa aku menggambarkannya,sungguh terlalu indah,rumit hingga sulit aku menggambarkannya.

Motivasinya bagai petir di siang bolong ,menggelegarkan semangat,membakar tekad untuk berjuang. Nasehatnya bagai OASE( setetes air di gurun pasir yang tandus) sungguh melegakan dan menentramkan jiwa yang haus lagi hampa.  Mahal sekali tiap kata yang keluar dari bibirnya kaya akan ilustrasi yang sangat menohok  dan membuat mata ku terbelalak penuh takjub.  Di samping semua kelebihan itu, ketawaduannya pun menyilaukan mata ku sungguh seorang yang sangat cinta pada Rabbnya yang tak pernah henti untuk mengenalnya dan mencari hikmah dari episode alam yang dilewatinya.

QUDWAH GUE BANGET 
“Aslabuha fid diin,asfaaha fil yaqin,wa aroqquha fil ikhwan” kata –kata inilah yang bisa mengambarkan bagaimana papa ku. Orang tua yang sangat keras dalam urusan agama, paling tenang dan lapang dada soal keyakinan,dan sosok yang paling ramah lagi lembah lembut dalam bersosial.  Dalam soal agama tak ada kompromi bagi beliau itulah yang  di tekankan papa dan mama kepada kami anak-anak dari mulai sholat,puasa,mengaji,belajar agama apalagi,hingga tak ragu beliau menitipkan 3 anaknya untuk menuntut ilmu agama walau mesti di luar daerah sekali pun. Papa mama tak melegalkan sekali pun kami untuk meninggalkan sholat 5 waktu,mengaji di TPA pun begitu. 

  KETIKA MELEPAS KAMI ke PESANTREN
    Orang tua mana yang sanggup berpisah dengan anaknya  dalam waktu lama dan jarak yang tidak dekat??!! Namun mama  selalu menguatkan papa di mana sekarang memang harus tega berpisah dengan anak-anak yang masih kecil-kecil, karena sudah kewajiban orang tua untuk memilihkan lingkungan terbaik untuk anak-anaknya di tengah rusaknya kaula remaja sekarang. Walau jauhnya jarak bukan berarti papa mama lepas tangan dan hanya mengandalkan guru-guru di pondok pesantren,papa mama tetap mengambil peran sebagai orang tua mengontrol dari jauh,membimbing walau hanya lewat telepon,memotivasi walau hanya sebulan sekali. Suntikan motivasi beliau berhasil melejitkan semangat kami anak-anaknya untuk tetap berprestasi di bidang yang di minati.   Papa mama selalu bilang” ketika kalian berprestasi itu udah cukup menghilangkan lelah kami,penat kami,rasa capek kami seolah terganti dengan senyuman bangga karena prestasi ”

Ya Allah,Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya,atas didikan mereka padaku dan Pahala yang besar atas kasih sayang yang mereka limpahkan padaku,peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku.

Apa yang melimpah,akan tertuang sendiri

Tak terasa ramadhan akan berakhir,padahal rasanya tulisan blog terakhir ku bertepatan dengan ramadhan tahun lalu.Duh kok hampir setahun ni gak nulis di blog,rasanya ingin tiap hari menulis tapi banyak aja alasan pembenaran untuk bilang ntar dulu deh nunggu ini, nunggu itu ehh ujung-ujungnya no word brade...! Banyak yang bilang  belajar nulis tu gak perlu  kebanyakan mikir, pokoknya tulis aja dah..mau nyambung apa gak yang penting tulis dulu. Tapi justru ini yg bikin saya kerepotan karena saya termasuk tipe orang -orang yg ngak asal nulis,asal ngomong, asal-asalan deh pengennya bagus aja walau yg bilang bagus ya cuman aku sendiri hehe.

Punya mimpi jadi penulis, kewujud gak yee...? tapi malas nulisnya,malas bacanya waah kayaknya jauh ni, berharap sukses dg angan-angan, dengan ngebalikin telapak tangan aja susah bro apalagi cuman berangan-angan.Ayo semangat walau belum bisa dibaca orang banyak ya minimal anak mu nanti. Berlatih lagi,coba terus tanpa henti dan jangan bosan menambah ilmu . Seperti komentar papa mengenai tulisan ku..." nak tahu gak alasan mengapa kamu masih bingung mau tulis apa...?!" seru ku apa pa? " beliau menjawab karena gelas keilmuanmu belum penuh masih sedikit kajilah terus ilmu,perluaslah wawasan hingga gelas itu penuh bahkan melimpah sehingga tintanya akan tertuang sendiri ke kertas-kertas"wah benar juga ya aku membenarkan dalam hati,sambil angguk-angguk kepala.

ya Allah tambahkanlah ilmuku dan pemahamanku akan ilmu-ilmuMu yang luas tak terbatas,sehingga bertambah takut ku padaMu. Berkahi ilmu ku hingga bermanfaat bagiku dan orang-orang sekitarku.