Senin, 05 Agustus 2013

Yuk berbagi

Sekilas pandanganku tertuju pada seorang santri yg menangis ketika ayahnya datang ke pesantren untuk menjemput dan menghadiri undangan buka bersama. Bertepatan pula pesantren sedang mengadakan bazzar,baksos dll dengan tema semarak ramadhan.Ku beranikan diri untuk bertanya ke pada wali santri tersebut "pak ngapa anaknya nangis?"  seraya bapak tadi menjawab "ini ustad pakaiannya di rumah aku bawa untuk di sumbangkan ke acara bazzar". Wali santri memang dipinta pihak sekolah untuk menyumbangkan baju layak pakai.Aku menanggapi jawabannya "kalau masih di pake ngapa dibawa pak?!" ,habis ngk da yg lain ustad jawabnya polos. Aku hanya terdiam seribu bahasa mendengar jawabannya,wali santri tadi menuju anaknya yg masih menangis di teras masjid untuk menghiburnya. Sambil mengamati dari kejauhan aku mendengar bapak tadi berkata pada anaknya dengan bahasa jawa karena mereka memang bersuku jawa kira-kira begini bunyinya "engko tak tukokke neng wes due duet".Ajaib air mata itu berubah perlahan menjadi senyuman.Bapak tadi mengajarkan hal luar biasa pada anaknya yakni belajar tersenyum tulus ikhlas  ketika berbagi walau mereka dalam keadaan sempit.
Sungguh mereka yang tak menunggu kaya untuk berbagi kepada sesama karena yakin dengan bisyaroh Allah akan kebaikan,ganjaran pahala yang menjadi gantinya.