Rabu, 08 Agustus 2012

Meelad Q

08092012, 21 tahun berlalu,,menginjak usia ku yang ke 22 tentu akan beda karena sekarang aku sudah berdua dengan belahan jiwa.Syukur pada mu ya Rabb atas segala ni'mat yang tak berkesudah,kesempatan untuk menghirup napas di semesta mu yang luas,merasakan indahnya hidup bersama hamba-hambamu yang sholih, kesempatan kedua ,ketiga ,keempat dst untuk mengisi detik-detik waktu dengan karya dan amal,ni'mat untuk merasakan tentramnya jiwa ketika bisa dekat denganMu dalam sujud seorang hamba yg kaya akan dosa.

Tak kan bosan lidah ini untuk melafazkan syukur padaMu ya Allah,berilah hamba ni'mat untuk bisa selalu taat padaMu dalam suka dan duka,kala susah dan senang, kala sendiri dan berjamaah. Ni'mat para penghuni surga..

Terima kasih pada papa dan mama yang tak berhenti mendoakan aku dalam tidur dan jaganya, di setiap tarikan nafasnya, di setiap denyutan nadinya,di setiap detakan jantungnya.

Senin, 06 Agustus 2012

Rian kecil mencari bahagia

" yuuk cari gelas yook yang banyak.....!" seru rian kepada teman-teman sebayanya berulang-ulang setelah meletakkan gelas plastik, selepas acara buka bersama di sebuah mushola di daerah depok. Tanpa mesti bertanya-tanya, dan mengeluhkan mengapa dia harus mengumpulkan gelas plastik bekas itu sebanyak-banyaknya,dan meletakkan ke dalam kardus yang ada di hadapan ibunya,dia tetap mencari dengan riangnya.

Mungkin sekelompok mata akan merasa iba, saat melihat bocah berumur 5 tahun, seorang yatim yang di tinggal ayahanda tercinta sejak berusia 1 tahun ini mesti mengumpulkan barang bekas demi tambahan penghasilan keluarganya.Namun tidak dengan dia, kepolosan wajahnya menggambarkan rasa bahagia,karena dia bisa membantu sang ibu.Dengan susah payah rian kecil mengelilingi area mushola,walau teman -teman lain sedang bercanda riang bermain dan bisa menyantap hidangan buka puasa yang bervariasi di rumah masing-masing.

Buka bersama ini adalah kesempatan langka bagi rian kecil dan keluarganya,sungguh sangat jarang mereka menyatap makanan enak untuk berbuka. Tiba-tiba ibu rian tampak kebingungan dikarenakan masih ada 2 orang saudara rian yang menanti di rumah dengan penuh harap ibunda bawa makanan enak untuk di santap, kemudian si ibu berkomentar kepada dua muslimah yang ada di sampingnya seputar snack takjil yang di bagikan " snacknya enak ya mbak ?! , tapi  saya sisakan untuk anak saya di rumah,karena tentu ia akan bertanya " maak bawa apa?" dan muslimah itu memberikan snack miliknya " udah buk ni untuk anak ibu", "makasih banyak ya mbk "  jawab ibu rian.

Sungguh kasih ibu sepanjang jalan sobat, tak peduli rasa lapar setelah berpuasa, ketika berbuka pun ia masih memikirkan anaknya. Ternyata cinta dan sayangnya kepada anak mampu mengalahi rasa lapar dan dahaganya kawan. Tentu siapa pun yang melihat akan merasa kasihan kepada rian dan ibunya, apa kau mengira beliau sedih ketika semua mata menyorotkan pandangan kasihan dan iba padanya maka sungguh sebaliknya kawan hati ibu ini sedang berbunga-bunga karena ia mampu membuktikan kasih sayang dan ketulusan cinta pada sang buah hati.

Bahagia itu tak dapat diukur dengan logika, ia bermekaran dalam ketentraman jiwa. Walau mata lahir manusia terkadang mencoba mereka-reka sungguh tak mampu ia menemukannya. Bak teka-teki yang hanya bisa dipecahkan dengan kuatnya rasa,ntah rasa apa itu ? sungguh sulit menterjemahkannya.

Rian dan ibu rian sungguh kalian malang di penglihatan mata lahir manusia,tapi aku yakin kalian punya cara tertentu untuk menemukan bahagia,yang ukurannya bukanlah materi yang berlimpah ruah,atau keperluan yang serba ada, tapi... aku pun tak tahu jawabannya....?!