Jumat, 14 Maret 2014

Serangan Pancaroba

Aku mau berbagi kisah keluarga kecilku,pada masa pancaroba di maret 2014. Badannya mulai lemas terlihat,batuk-batuk tak berhenti terdengar,bersin pun selalu berulang-ulang.Obat warung menjadi pilihan awal,berharap kepulihan datang.Namun ternyata bibit penyakit semakin menyerang antibodi tubuhnya tak mampu lagi melawan.Panas badannya pun tak kian turun aku muli menunjukkan ekspresi kebingungan. tepat sore itu,hujan turun dengan derasnya disertai angin kencang bahkan terdengar kabar ada puting beliung yang terjadi di sekitar rumah tetangga.akhirnya kami meminta bantuan untuk mengantarkan ayah anakku ke dokter. Alhamdulillah setelah minum obat beberapa hari mulai ada perubahan.Mulai timbul kecemassan ketika putri kecilku menunjukkan perubahan dia mulai tak aktif seperti biasa,tak banyak ocehan yang keluar dari mulutnya pas ketika magrib datang suhu badannya naik drastis hingga 39 derajat celcius. Segala usaha kami lakukan mulai dari memberi obat penurun panas,mengompres,mengoleskan minyak irisan bawang merah,memberi ASI yang banyak berjalan lima hari akhirnya di hari ke enam demamnya turun hanya batuk dan pilek saja yang belum pulih. Di lima hari itu aku benar-benar merasakan perjuangan sebagai orang tua ternyata tak mudah memang,mesti tidur larut menanti si buah hati tidur dengan nyaman walau aku bisa merasakan betapa susahnya dia untuk memejamkan mata karena badan yang terasa tidak enak karena suhu yang tinggi. Kadang tertetes air mata menyatakan aku tak sanggup melihatnya merasa sakit,menderita akan sakitnya. Berharap Allah sembuhkan ia dengan segera. Sambil terbayang bagaimana orang tua ku dulu menjaga ku hingga aku berhasil melewati tahun demi tahun umurku hingga hari ini aku telah ditakdirkan menjadi ibu bagi putriku Zahrana Haura Nashrulloh 10 moonth. Setelah suami  dan anakku mulai membaik ternyata aku sekarang yang harus diuji dengan flu berat,mudah-mudahan serangan pancaroba ini cepat berakhir karena banyak yang akan kami kerjakan demi mengupayakan sayap-sayap rumah tangga kami bisa terbang tinggi.
 

Dilema Skripsi

Ganti judul berkali-kali,bukan karena tidak disetujui dosen pembimbing,tapi karena kebingungan sendiri. Referensi belum memadai apalagi keraguan akan kemampuan diri selalui menghantui.Padahal ada yang bilang skripsi itu hanya tugas kuliah biasa bedanya hanya harus dikerjakan dengan terorganisir. Tapi entah kenapa hantu skripsi itu lebih seram bagi mahasiswa semester akhir,hingga membuat was-was sendiri, terbayang-bayang dalam mimpi,eh pake bikin imsonia lagi. kapan dilema ini berakhir jujur aja setiap ingat skripsi kepala rasa puyeng tujuh keliling,galau tingkat langit bingung mau pilih judul yang mana yang pas ini mungkin efek yang maunya perfect. Udah ah jangan kelamaan dilemanya udah pili aja atu yang menurut kamu paling mudah dan menarik,mulai dah...! Allah pasti akan membantu,kalo ngak mulai-mulai ya alamat dilema tiada akhir. Kan yang ribet kamu juga,i
ya kan ?!