Keluarga ku adalah keluarga yang sangat
bersahaja, apalagi dalam hal makanan tetapi dalam hal kebutuhan ku dan saudara
-saudara ku papa dan mama selalu memilihkan barang dengan kualitas nomor satu,
itu yang membuat keluarga ku kelihatan sangat unik di satu sisi kami dilatih
untuk bersahaja dan di sisi lain papa mama melatih kami untuk bermental orang
kaya. Siang itu mama menghidangkan lauk ikan asin di atas meja, tak lama
kemudian kami dipanggil untuk makan siang bersama,aku dan saudara-saudaraku siap
untuk makan dan mengambil lauk dari atas meja begitu juga papa dan
mama,setengah jam kemudian satu persatu
dari anggota keluaraga ku menyelesaikan makan siang dan meninggalkan meja makan
hanya aku yang masih belum selesai,tak lama kemudian aku pun selesai dan
meletakkan piring di dapur,dan aku pun menyusul saudara-saudara ku yang lain
untuk bermain bersama,waktu itu aku masih duduk di kelas 5 SD. Ketika asyik
bermain aku, abang dan adikkku dikejutkan oleh suara papa yang menanyakan”
siapa yang tidak menghabiskan ikan asin dan membuangnya.. ?”, abang dan adikku
menuju kedapur sementara aku hanya berdiam diri di tempat aku bermain tadi
dengan ekspresi takut yang tak bisa aku
sembunyikan, aku tak menyangka papa akan semarah itu karena aku tidak menghabiskan
ikan asin itu, dikarenakan aku kurang
suka ikan asin,papa pun memanggilku dan berkata “itu mubazir sayang,papa
dan mama tidak mengizinkan satu orang pun di rumah untuk membuang makanan
walaupun sedikit, kalau emang ngak suka jangan di ambil,ambil lauk yang lain”.
Papa memang marah tapi papa mau aku dan saudara-saudaraku menyadari seberapa
banyak orang yang tak bisa makan jangankan ikan asin sebutir nasi pun susah di
dapat,dari itu aku sadar papa ku membenci kemubaziran apa lagi Allah SWT,
selanjutnya aku berusaha menikmati tiap suap nasiku dengan rasa syukur hingga tak pernah lagi ku ingin mengulangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar